September 25, 2023

Kutipan dari wawancara yang diberikan Donald Trump dirilis di podcast “Unholy: Two Jewish On The Information” pada hari Jumat yang membuat mantan Presiden itu kepanasan dengan komentar tentang komunitas Yahudi di Amerika Serikat yang disorot sebagai anti-Semit.

Dua jurnalis Yahudi, jurnalis Israel Yonit Levi dari Channel 12 Israel dan Jonathan Freedland dari Guardian di London, menjamu jurnalis Israel Barak Ravid dari Axios untuk membahas wawancaranya dengan Donald Trump, di mana komentar tersebut dibuat.

“Saya beri tahu Anda, orang Kristen Injili lebih mencintai Israel daripada orang Yahudi di negara ini,” kata Trump dalam wawancara tersebut.

Trump juga membahas hubungan dekat ayahnya dengan orang-orang Yahudi di Brooklyn dan Queens dan menyatakan bahwa orang-orang Yahudi di AS dulu memiliki kecintaan pada Israel, tetapi hal itu telah menghilang selama bertahun-tahun.

“Dulu Israel memiliki kekuasaan mutlak atas Kongres. Dan hari ini saya pikir justru sebaliknya. Dan saya pikir Obama dan Biden melakukan itu. Namun dalam pemilu, mereka masih mendapatkan banyak suara dari orang-orang Yahudi, yang menceritakan Anda bahwa orang-orang Yahudi, dan saya sudah mengatakan ini sejak lama, orang-orang Yahudi di Amerika Serikat tidak menyukai Israel atau tidak peduli dengan Israel,” tambah Trump.

Trump juga mengecam laporan The New York Instances tentang Israel.

“Maksud saya, Anda melihat The New York Instances, The New York Instances membenci Israel, membenci mereka, dan orang-orang Yahudi yang menjalankan The New York Instances,” komentar Trump.

Trump kemudian mengomentari hubungan Israel-Palestina, atau kekurangannya, mengklaim bahwa kebencian orang Palestina terhadap Israel lebih besar daripada kebencian Israel terhadap orang Palestina. Israel telah dituduh melakukan kejahatan perang terhadap negara Palestina dan rakyatnya. Israel juga terus menerima bantuan dari AS untuk sistem Iron Dome-nya, yang sebagian besar melindungi mereka dari serangan, termasuk dari Hamas.

Mantan PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald Trump, Menlu Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani dan Menlu UEA Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan pada penandatanganan Abraham Accords di Gedung Putih pada 15 September 2020
GETTY IMAGES AMERIKA UTARA melalui AFP / ALEX WONG